Pengertian dan Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Pengertian Ejaan
Aturan untuk menuliskan memakai huruf, Kata dan Tanda baca yang distandarisasikan dan terdapat makna.
Sejarah EYD
Bahasa indonesia sudah usang terdapat ejaan tersendiri, Adapun sejarah sistem ejaan Bahasa Indonesia :
1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa melayu yang menjadi dasar bahasa indonesia. Dengan Ciri-ciri :
- Huruf (u) ditulis (oe).
- Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada selesai kata contohnya bapa’, ta’
- Jika pada suatu kata berakhir dengan aksara (a) menerima akhiran (i), maka di atas akhiran itu diberi tanda trema (”)
- Huruf (c) yang pelafalannya keras diberi tanda (’) diatasnya
- Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda)
- Kata beragam dirangkai ditulis dengan 3 cara :
- Dirangkai menjadi satu, contohnya (hoeloebalang, apabila)
- Dengan memakai tanda penghubung misalnya, (rumah-sakit)
- Dipisahkan, contohnya (anaknegeri)
- Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya ibarat ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa aksara tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan dipotong, sama ibarat ejaan Bahasa Belanda hingga ketika ini.
- Kekayaan catatan tertulis Bahasa Melayu pada masa itu memakai aksara Arab yang dikenal sebagai goresan pena Jawi.
2. Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947.Sebab ejaan ini disebut sebagai Ejaan Suwandi. Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa Indonesia.
Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :
- Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u).
- Tanda trema pada aksara (a) dan (i) dihilangkan.
- Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) contohnya kata’ menjadi katak.
- Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tak memakai tanda khusus, contohnya ejaan, seekor, dsb.
- Penulisan kata ulang sanggup dilakukan dengan dua cara.
- Contohnya : a. Berlari-larian; b. Berlari2-an;
- Penulisan kata beragam sanggup dilakukan dengan tiga cara
- Contohnya : a. Tata laksana; b. Tata-laksana; c. Tatalaksana
- Kata yang berasal dari bahasa absurd yang tak memakai (e) lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis tak memakai (e) lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek).
3. Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan ini mulai berlaku semenjak tahun 1972 hingga sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia. Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 57/1972 wacana pelantikan berlakunya “Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka ketertiban dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia dibutuhkan sanggup terwujud dengan baik.
Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4 Penulisan Unsur Serapan
5. Pemakaian Tanda Baca
(Sumber)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan
https://hhandromax.blogspot.com/search?q=pengertian-ejaan-kata-dan-unsur-serapan
https://fatihalqurba.wordpress.com/2013/04/05/ejaan-tanda-baca-dan-jenis-jenis-ejaan/