Khutbah Jumat | Tiga Yang Diridhoi dan Tiga Hal Yang di Murkai

September 16, 2019
Khutbah Jumat | Tiga Yang Diridhoi dan Tiga Hal Yang di Murkai - Berikut ini materi khutbah jumat yang diberi judul tiga hal yang diridhoi dan tiga hal yang di murkai oleh Allah, semoga materi khutbah ini dapat dikadikan refrensi atau rujukan dalam menciptakan khutbah jumat anda. ataupun materi khutbah ini dapat dijadikan sebagai materi khutbah jumat yang dapat anda baca pada jumat kali ini.


Khutbah Jumat | Tiga Hal yang diridhoi dan Tiga Hal yang Dimurkai

KHUTBAH JUMAT PERTAMA:



الْحَمْدَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا ١

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا ٧١



أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. أَمَّا بَعْدُ؛



Sidang Jumat rahimakumullah,



Allah ‘azza wa jalla telah berfirman,


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢



Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102)



Tidak bosan-bosannya para khatib dan penceramah mengajak kaum muslimin agar bertakwa kepada Allah, yaitu dengan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Sebab, itulah pangkal kesejahteraan.






Majlis jumat rahimakumullah,



Di antara bentuk ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla merupakan mencari keridhaan-Nya serta menjauhi kemurkaan-Nya. Allah ‘azza wa jalla berfirman di dalam al-Qur’anul karim,


          أَفَمَنِ ٱتَّبَعَ رِضۡوَٰنَ ٱللَّهِ كَمَنۢ بَآءَ بِسَخَطٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَمَأۡوَىٰهُ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ ١٦٢



Apakah orang yang mengikuti keridaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya merupakan Jahanam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (Ali Imran: 162)







Jamaah Jumat rahimakumullah,



Dalam khutbah kali ini, kami akan menyebutkan sedikit hal yang diridhai dan yang dimurkai oleh Allah ‘azza wa jalla. Beberapa hal tersebut disebutkan oleh hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَ ثَالًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَ ثَالًا، فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا، وَأَنْ تُنَاصِحُوا مَن وَ هَّالُ اللهُ أَمْرَكُمْ، وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالَ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ



“Sesungguhnya Allah ridha terhadap sobat semua pada tiga hal dan memurkai sobat semua sebab tiga hal. Allah meridhai sobat semua apabila,



    Kalian beribadah kepada-Nya dan tak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya

    Kalian semua berpegang teguh dengan tali Allah serta tak berpecah belah

    Kalian saling memberi nasihat dengan orang yang Allah kuasakan padanya urusan sobat semua,



Allah ‘azza wa jalla akan memurkai sobat semua pada tiga hal,



    Berkata-kata dengan berprasangka

    Banyak meminta-minta atau kaya bertanya-tanya

    Membuang-buang harta.”



(HR . Muslim)







Ma’asyiral muslimin sidang jumat rahimakumullah!



Hadits tersebut menunjukkan bahwa perkara pertama yang diridhai oleh Allah merupakan tauhid, yaitu mengesakan Allah ‘azza wa jalla dalam hal beribadah dan tak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya. Hal ini sebagaimana firman-Nya,

وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡ‍ٔٗاۖ



“Sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (an-Nisa’: 36)



Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya,


وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦



“Dan Aku tak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (adz-Dzariyat: 56)



Tauhid merupakan modal utama untuk seseorang masuk surga dan selamat dari neraka sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,



مَنْ لَقِيَ اللهَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً دَخَلَ الْجَنَّةَ



“Barang siapa berjumpa dengan Allah dengan tak menyekutukan apapun dengan-Nya, niscaya akan masuk surga.” (HR . al-Bukhari dari Muadz bin Jabal radhiallahu ‘anhu)



Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ



“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas neraka bagi orang70 orang yang berkata, ‘La ilaha ilallah,’ (Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah ‘azza wa jalla) dengan ikhlas sepenuh hati mengharap wajah Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Utbah radhiallahu ‘anhu)



Kesyirikan merupakan penyebab utama masuk dan kekalnya seseorang dalam neraka serta terhalangnya dari masuk surga. Firman Allah ‘azza wa jalla,


لَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ ٧٢



Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah merupakan al-Masih putra Maryam.”



Padahal al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu.”



Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun. (al-Maidah: 72)







Hadirin jama'ah jumat rahimakumullah!



Perkara kedua yang diridhai oleh Allah ‘azza wa jalla yang disebutkan dalam hadits di atas, “Berpegang teguhlah dengan tali Allah ‘azza wa jalla dan jangan berpecah belah.”



Allah ‘azza wa jalla berfirman,

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ



“Dan berpegang teguhlah dengan tali Allah dan janganlah sobat semua bercerai berai.” (Ali Imran:103)



Maksudnya merupakan berpegang teguh dan berpedoman dengan al-Qur’an dan as-Sunnah dalam segala aspek kehidupan beragama (ibadah, akhlak, akidah, inginpun muamalah) serta mengedepankan ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah daripada ajaran lain apa pun bentuk ajarannya.



Larangan bercerai berai dari ayat dan hadits baru saja menuntut kita untuk bersatu dan bersepakat di atas al-haq, al-Qur’an, dan as-Sunnah sebagaimana yang ditegakkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sobatnya.



Ini tak akan terealisasi kecuali dengan mengembalikan segala perselisihan kepada al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman para sobat dan orang yang mengikuti jejak mereka.


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩



        “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul, dan ulil amri (pemegang kekuasaan dan alim ulama) di antara sobat semua. Jika sobat semua berbeda pendapat, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan rasul (as-Sunnah) apabila sobat semua beriman kepada Allah dan hari kemudian. Hal itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa’: 59)



Rasulullah bersabda,



سَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي إِلَى ثَ ثَالٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً. قَالُوا: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: هُمْ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي



“Umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya berada di neraka kecuali satu. (Para sobat) bertanya, ‘Siapa mereka yang selamat wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka merupakan yang seperti aku dan para sobatku sekarang ini’.” (HR . at-Tirmidzi dari Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma dan dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani)







Jamaah Jumat rahimakumullah,



Hal ketiga yang diridhai Allah ‘azza wa jalla dalam hadits di atas merupakan saling menasihati dan bekerja sama dengan pemegang kekuasaan pemerintahan negeri kaum muslimin. Keputusan dan peraturan penguasa kaum muslimin temasuk pihak yang diperintahkan oleh Allah ‘azza wa jalla untuk kita taati dan patuhi, dalam hal yang baik.


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩



“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul, dan ulil amri (pemegang kekuasaan dan alim ulama) di antara sobat semua. Jika sobat semua berbeda pendapat, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (as-Sunnah) apabila sobat semua beriman kepada Allah dan hari kemudian. Hal itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa’: 59)



Kita juga berhak memberi usulan, masukan, dan untaian nasihat secara sopan, diam-diam, tak terang-terangan. Kita dituntut untuk bersabar menghadapi bermacam hal atau sikap penguasa yang menurut kita tak cocok, baik terhadap kita pribadi atau masyarakat umum. Di antara nasihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,



مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ يُفَارِقُ الْجَمَاعَةَ شِبْرَا فَيَمُوتُ إِ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً



“Barang siapa melihat dari tindakan pemimpinnya kurang berkenan di hatinya, hendaknya dia bersabar. Karena taklah seseorang yang menyelisihi jamaah walaupun hanya sejengkal, kemudian dia mati, melainkan dia mati jahiliah.” (HR . al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas)



بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرآنِ الْكَرِيم،ِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتَ وَالذِّكْرِ الْحَكِيم. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمِ.



KHUTBAH JUMAT KEDUA


 Tiga Yang Diridhoi dan Tiga Hal Yang di Murkai  Khutbah Jumat | Tiga Yang Diridhoi dan Tiga Hal Yang di Murkai
khutbah jumat








الْحَمْدُ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وِدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيدًا، وَأَشْهَدُ أَنْ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ شَرِيكَ لَهُ إِقْرَارًا بِهِ وَتَوْحِيدًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه، صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا مَزِيدًا. أَمَّا بَعْدُ



Jamaah Jumat rahimakumullah,



Adapun tiga hal yang dimurkai oleh Allah ‘azza wa jalla yang disebutkan dalam hadits di atas;



Pertama, suka membicarakan berita-berita yang tak terang kebenarannya. Allah ‘azza wa jalla telah berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ



“Wahai orang-orang yang beriman, hindarilah dari kaya berprasangka.” (al-Hujurat: 12)



Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ



“Tinggalkanlah berprasangka, sebab berprasangka merupakan sedusta-dustanya pembicaraan.” (HR . Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)



Bahkan Islam melarang seseorang memberitakan setiap apa yang dia dengar dan setiap apa yang dia lihat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,



كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ



“Cukuplah seseorang dianggap dusta dengan dia membicarakan setiap apa yang dia dengar.” (HR . Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)



Terlebih lagi kalau sampai berdusta, padahal Allah ‘azza wa jalla telah berfirman,


وَٱجۡتَنِبُواْ قَوۡلَ ٱلزُّورِ ٣٠



“Jauhilah perkataan dusta.” (al-Hajj: 30)



Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



        إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا



“Jauhilah dusta, sebab berdusta akan mengantarkan kepada keburukan, lagikan keburukan akan mengantarkan ke neraka. Jika seseorang selalu berdusta dan menekuninya, niscaya akan ditulis di sisi Allah ‘azza wa jalla sebagai pendusta.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu)







Hal kedua yang dimurkai oleh Allah ‘azza wa jalla merupakan kaya meminta-minta apa yang dimiliki oleh orang lain serta senang mengajukan kebutuhannya kepada orang lain. Tidaklah sepantasnya seorang muslim yang sehat menghinakan dirinya dengan cara meminta-minta.



Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,



لاَ تَزَالُ الْمَسْأَلَةَ بِأَحَدِكُمْ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَلَيْسَ فِي وَجْهِهِ مَزْعَةُ لَحْمٍ



“Tidaklah perbuatan meminta-minta ditekuni oleh seseorang kecuali dia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan tak ada sekerat daging pun di wajahnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)



Pada hadits lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Perbuatan meminta-minta merupakan penggaruk yang mengoyak wajah seseorang. Kecuali apabila seseorang meminta kepada penguasa atau dalam urusan yang mengharuskannya meminta.” (HR . at-Tirmidzi, dari Samurah bin Jundub radhiallahu ‘anhu)







Hal ketiga yang dimurkai oleh Allah dalam hadits di atas merupakan perbuatan menyia-nyiakan harta. Sebab, harta merupakan karunia dan kenikmatan dari Allah ‘azza wa jalla yang wajib disyukuri. Allah ‘azza wa jalla telah berfirman,

وَٱشۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ ١١٤



“Syukurilah kenikmatan Allah atas sobat semua apabila sobat semua hanya beribadah kepadanya.” (an-Nahl: 114)



اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ



“Ya Allah, mudahkanlah kami dalam berzikir, bersyukur, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.”


وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ رَبِّ الْعَالَمِينَ 



Itulah materi khutbah jumat yang dapat admin saapabilan, semoga materi khutbah jumat ini dapat dijadikan sebagai materi khutbah di masjid tempat kita masing-masing. dan semoga bermanfaat. nantikan materi khutbah terbaru kami di contohsuratmakalah.blogspot.com

Artikel terkait khutbah jumat baca juga : saling menasehati jalan keselamatan

Downlod materi Khutbah Jumat

Jika anda membuthkan materi khutbah jumat ini silahkan download materi khutbah jumat di khutbah jumat tiga hal yang diridho dan tiga hal yang dimurkai

Sumber : Assysyariah.com
Sumber Contoh Surat Makalah

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments