Jakarta - Nokia agaknya merasa beruntung pemerintah Amerika Serikat menjegal Huawei. Perusahaan asal Finlandia yang kini fokus pada infrastruktur telekomunikasi itu terang-terangan mengakui hukuman pada Huawei berdampak positif bagi mereka.
Tommi Uitto selaku President of Mobile Network Nokia menyatakan situasi politik terkini telah membuka pintu bagi Nokia untuk meraih lebih banyak market share. Sejauh ini, Nokia sudah menandatangani 43 deal 5G komersial di seluruh dunia. Tak jauh dari Huawei yang meraih 50 deal.
"Ada beberapa negara yang melarang kompetitor asal China dan tentu saja hal tersebut membuat kesempatan-kesempatan bagi kami," ujar Uitto yang dikutip detikINET dari CNN.
Salah satunya yakni Jepang yang mencekal Huawei dalam infrastruktur 5G di sana. Sehingga mudah para operator seluler di Negeri Sakura menentukan Nokia atau Ericsson.
Di negara menyerupai Australia, Selandia Baru dan tentu saja Amerika Serikat yang membatasi keterlibatan Huawei dalam jaringan 5G, Nokia bisa mengekspansi bisnisnya. Nokia telah didekati operator asal AS untuk membangun 5G di kawasan pedesaan.
Beberapa operator juga mendekati Nokia jikalau sewaktu-waktu pemerintah di negaranya membatasi saluran ke Huawei. "Operator ingin mengantisipasi serta memastikan mereka bersiap soal apa yang akan datang," cetus Uitto.
Huawei sendiri masih berstatus vendor infrastruktur telekomunikasi terbesar di dunia, di atas Nokia dan Ericsson. Namun kampanye AS yang menganggapnya sebagai bahaya keamanan nasional membuat mereka tertekan.
Simak Video "Huawei yang Masih PD Meski Terancam Dijegal ARM"
[Gambas:Video 20detik]