Jakarta - Huawei sedang bersiap menghadapi 40-60% penurunan volume pengapalan smartphone global. Prediksi ini muncul sebagai efek dari blacklist yang ditetapkan kepada Huawei oleh pemerintah Amerika Serikat.
Dilansir detikINET dari Bloomberg, Senin (17/6/2019), sebagai bentuk antisipasi penurunan itu Huawei kabarnya mulai menimbang beberapa opsi termasuk menarik salah satu smartphone anyar buatan sub-brand mereka, Honor 20. Smartphone itu akan mulai dijual di beberapa negara Eropa pada tanggal 21 Juni mendatang.
Dua orang yang familiar dengan informasi tersebut menyampaikan bahwa sudah ada dua operator telekomunikasi terbesar dari Prancis yang enggan menjual smartphone Honor.
Manajer penjualan dan pemasaran Huawei memperkirakan bakal ada penurunan volume penjualan smartphone antara 40 sampai 60 juta tahun ini. Ini angka yang cukup besar, mencapai hampir setengah dari 206 juta smartphone yang dikapalkan Huawei pada tahun 2018.
Sebagai bentuk antisipasi lain, untuk mengimbangi penurunan volume penjualan di luar negeri maka Huawei disebut berencana mengalihkan fokus ke dalam negeri dan berusaha untuk menguasai setengah dari pasar smartphone China pada tahun 2019.
Blacklist yang ditetapkan pemerintah AS kepada Huawei membatasi susukan mereka terhadap komponen dan software yang diharapkan untuk bisnis Huawei. Smartphone buatan Huawei pun terancam tidak lagi dapat memakai sistem operasi Android dan aplikasi-aplikasi buatan Google.
Huawei juga sempat mengumumkan tekadnya untuk menjadi penguasa pasar smartphone global dan mengalahkan Samsung pada tahun ini. Tapi baru-baru ini mereka merevisi tenggat waktu tersebut dan akan membutuhkan waktu yang lebih panjang.