Kombinasi kamera ponsel dan mikroskop mecukupkan sedikit penyakit teranalisa secara dini. Dengan kecanggihan CelIScope, kiprah dokter pun sanggup lebih maksimal.
Banyak perubahan dari hadirnya teknologi kamera ponsel yang kian canggih. Selain sekedar untuk misi hiburan imaging, kecanggihan kamera di ponsel juga sanggup membawa manfaat untuk tujuan yang tidak mengecewakan penting. Fungsi kamera ponsel misalnya, sanggup menjadi alat pengintaian terbatas, pembaca barcode, game visual dan lain-lain. Penemuan terbaru bahkan lebih heboh, kamera ponsel sanggup dikombinasikan dengan fungsi mikroskop.
Sebagaimana yang dipaparkan oleh mahasiswa di Universitas of California, Berkeley -AS mendesain sebuah alat yang bisa menjadi solusi kesehatan bagi masyarakat di tempat pedalaman ataupun desa terpencil. Menurut Daniel Fletcher, laki-laki bergelar profesor Bioengineering yang menjadi dosen dari para penelit, mengaku menawarkan kiprah pada mahasiswanya untuk membuat percobaan. “Saya menantang mereka untuk mengkombinasikan antara teknologi yang telah ada dengan aplikasi-aplikasi potensial lainnya. Tentunya perangkat gres saja diperlukan sanggup menjadi solusi kesehatan di negara kurang berkembang ke depannya,” tutur Fletcher dikutip dari sebuah situs teknologi oktrik yang memuat gosip ini.
“Kami merasa tertantang untuk membuat perangkat dengan biaya yang minim, perangkat simpel dan tentunya tahan lama,” kata David Breslauer, salah seorang mahasiswa Fletcher. Akhirnya, proyek ini menghasilkan sebuah perangkat adonan antara kamera ponsel dengan lensa mikroskop simpel yang dinamai CelIScope. Alat prototip pertama berhasil diwujudkan dengan penggunaan komponen yang ada dan simpel untuk menekan biaya. Peneliti memakai kamera ponsel merek Nokia yang digabungkan dengan susunan lensa simpel. Lensa mikroskop telah didesain dengan bobot ringan dan gampang diaplikasikan. Untuk proyek ini mereka menghabiskan biaya sebesar US $75.
Penyambung antara ponsel dan lensa mikroskop menjadi rel untuk mengatur jalannya pembesaran. Sedangkan pencahayaan disediakan oleh LED bersinar putih yang ditempatkan pada sebuah ring (Lihat Gamba-1), dan sensor pendeteksian dilakukan oler chip CCD (charge-coupled device) atau CMOS (complimentary metal-oxide semiconductor). Kedua chip tersebut berfungsi mengatur cahaya yang sensitif menjadi elektro-sesampai kemudian membentuk gambar digital. Gamba-yang ditangkap melalui pembesaran sanggup d -transfer untuk diana-lisia lebih lanjut di laptc; atau PC melalui kemudahan bluetooth.
Range pembesaran sanggup diatur sesua kebutuhan. Jika hanya ingin melihat gambara-daerah telinga, rongga gigi dan ekspresi dapa: memperbesar sekitar 2 kali. Pembesara-lagi hingga kemudian 50-60 kali sanggup menguji adminng bentuknya sangat kecil dan memerluka* analisa lebih mendetail, menyerupai parasit, basil atau sel darah putih. Perlu diketahui, alat m hanya sekedar menangkap gambar, alasannya untuk menguji dan menganalisis harus diserahkan pada ahlinya.
https://www.geek.com/gadgets/cellscope-turns-mobile-phones-into-cheap-medical-microscopes-848152/
https://courses.cs.washington.edu/courses/csep590b/15wi/pub/cellScope.pdf
Sumber https://www.oktrik.com/