5 Pemicu Datangnya Stres yang Sering Terjadi dalam Kehidupan Sehari-Hari

March 17, 2019
Datangnya stres biasanya ditimbulkan oleh sedikit faktor atau hal -hal yang tak lagi sejalan atau searah dengan jalan pikiran kita.

Misalnya masalah pekerjaan, keuangan, hubungan denngan suami atau istri, urusan anak dan kecemasan terhadap masa depan.

Berikut ini akan kita bahas satu persatu seputar hal tersebut :

1. Pekerjaan

Sebuah ancaman memang kerapkali menyebabkan seseorang merasa stres tak terkecuali dengan masalah pekerjaan. Karena pekerjaan merupakan salah satu media untuk kita mendapatkan penghasilan demi kelangsungan hidup. Bagi orang yang belum terdapat pekerjaan, masalah ini pasti akan menjadi sebuah ancaman bagi dirinya sendiri. Secara khusus, ancaman ini akan berdampak lebih buruk lagi ketika orang tersebut tak terdapat jalan keluar yang dapat mengurangi ancaman tersebut. Hal ini tentu akan mempengaruhi kebutuhan dan rasa kontrol yang kita miliki. Ancaman- ancaman tersebut dapat menyebabkan rasa takut, yang berujung pada stres. Ketakutan - ketakutan tersebut menyebabkan hasil yang dibayangkan, dan itu sumber nyata dari stres.

Dalam dunia kerja, tak jarang ada permasalahan-permasalahan yang tak terduga dan dapat menciptakan kita stres seperti adanya peningkatan sebuah tanggung jawab dalam pekerjaan, posisi pekerjaan baru yang menciptakan kita perlu beradaptasi dengan apa yang kita kerjakan, adanya tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi di dalam kantor. Misalnya staf kontrol yang bertindak berlebihan atas apa yang kita kerjaan, seolah-olah kita seperti tak terdapat ruang kebebasan.

Hal-hal lain yang juga dapat menjadi faktor stres diantaranya merupakan hubungan dan dukungan dari rekan-rekan kerja, permenggantian staf pemimpin dengan aturan yang memberatkan dan kurang terang, kurang adanya komunikasi yang baik dengan pihak atasan, kurangnya keterangan peran dan tanggung jawab antara satu sama lain, kurangnya umpan balik pada kinerja, bekerja berjam-jam tanpa jam istirahat. Tempat atau ruang kerja yang kurang nyaman juga akan menciptakan kita stres, sebab kita merasa kurang adanya kesesuaian dengan apa yang ada dalam fikiran kita.

Lihat juga : Konsisten, Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Berdoa Dalam Kehidupan

Untuk menjaga dari hal itu semua, kita memang perlu menjalin hubungan yang baik dengan atasan inginpun teman sekantor, mengkomunikasikan secara baik-baik masalah-masalah yang lagi dihadapi dengan mencari solusi yang baik dan solutif serta bersikap rileks dan tak menjadikan masalah-masalah tersebut menjadi sebuah beban yang berat.

2. Keuangan


Tekanan keuangan merupakan hal yang lumrah dan kerap dialami oleh kaya orang. Masalah keuangan menjadi masalah yang sangat krusial, sebab fungsinya yang begitu penting untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup manusia. Tuntutan zaman seperti sekarang ini, juga menghadapkan kita pada kenyataan bahwa selalu ada peningkatan dalam biaya hidup. Hal ini, secara tak langsung menuntut kita untuk selalu mendapatkan penghasilan yang cukup bahkan lebih. Dan apabila kenyataan berbanding terbalik dengan keadaan, inilah yang akan mengakibatkan orang-orang menjadi stres. Stres ini akan bertambah apabila mereka tak hanya kurang uang, namun juga terlilit hutang. Terlilit hutang yang cukup kaya pasti akan menimbulkan rasa kecemasan, ancaman dan tekanan yang lebih tinggi pada tiap -tiap orang.

Orang yang mengalami tekanan dalam masalah ekonomi cenderung lebih cemas dan mengalami tekanan atau ancaman yang lebih tinggi. Karena faktor ini, tak jarang orang-orang yang melarikan diri kepada hal-hal yang kurang bermanfaat dan bahkan menimbulkan penyakit dan bahaya baru, seperti merokok, makan berlebihan bahkan orang yang tak terdapat keimanan yang tinggi, mereka akan lari pada minuman haram (alkohol). Padahal kegiatan-kegiatan ini malah akan menciptakan orang bertambah stres akan tenamun hal itu tak disadari oleh mereka. Terkadang mereka malah lebih suka mengambil jalan pintas yang terdapat dampak semakin buruk dan terpuruk.

3. Hubungan dengan suami atau istri

Salah satu dari penyebab stres yang lain merupakan adanya hubungan yang kurang baik yang terjadi dengan orang-orang disekeliling kita terutama hubungan dalam keluarga antara seorang istri dengan suami ataupun sebaliknya. Komunikasi yang kurang baik antara keduanya itu juga dapat berujung pada stres. Ada faktor-faktor yang menciptakan mengapa hubungan antara suami istri kurang berjalan dengan baik, padahal mereka setiap hari harus berinteraksi dan tinggal dalam satu atap. Berikut ini merupakan faktor-faktor tersebut .

a. Merasa didominasi

Ketika dalam hubungan keluarga, suami merasa didominasi oleh istrinya ataupun istrinya lebih didominasi oleh suaminya, hal ini pasti akan berdampak kurang baik sebab semuanya memang harus berjalan secara selaras dan seimbang. Contohnya ketika sang istri terdapat penghasilan yang lebih besar daripada seorang suami, maka sang istri bertindak sewenang-senang terhadap suaminya, selalu mendominasi dalam hal apapun. Jika hal ini terjadi secara terus menerus pasti suami akan terdapat beban mental tersendiri yang dapat berujung pada stres. Bagaimanapun, seorang suami merupakan imam keluarga yang wajib untuk dihormati oleh istri selama suami tak menyimpang pada norma agama.

b. Kritik yang terlalu kerap

Dalam hubungan keluarga memang sangat dianjurkan untuk saling mengingatkan ketika salah satu dari pasangan lagi lalai ataupun kurang baik. Terutama bagi seorang suami yang harus bertindak lebih , sebab sepenuhnya istri merupakan tanggung jawab dari suami. Akan tenamun, hal ini juga perlu dibatasi, sebab terlalu kerap dikritik untuk masalah-masalah kecil yang kurang penting juga akan menciptakan pasangan bosan. Hal ini terjadi sebab pasangan terdapat suatu beban dan pikiran bahwa apa-apa yang dilakukannya itu selalu bernilai salah. 

Oleh sebab itu, lakukan hal tersebut sewajarnya dan secukupnya ketika pasangan kita benar-benar dalam kondisi yang perlu diingatkan. Terimalah semua kekurangan pasangan kita dengan baik, agar tak memicu kita untuk selalu mengkritiknya.

c. Suka menyuruh-nyuruh

Dalam hubungan keluaraga posisi istri bukan saja pembantu begitupun suami bukan hanya sebagai pelayan. Hubungan suami istri merupakan hubungan baik antara kedua belah pihak untuk hidup bersama, saling mengasihi, saling menjaga dan saling membantu satu sama lain ketika lagi menghadapi kesulitan. Dalam hubungan suami istri memang diwajibkan untuk saling membantu, akan tenamun tak dianjurkan untuk suka menyuruh-menyuruh.

Ketika suami lagi mengalami kesulitan, tanpa disuruh maka sang istri membantu, begitupun saat istri lagi kerepotan dalam menajalankan tugasnya sebagai seorang istri ataupun ibu maka secara sukarela seorang suami harus siap membantu. Jika suami ataupun isteri kurang pengertian atau lagi sibuk sebaiknya pasangan mengerti atau dapat untuk sebentar meminta tolong bukan menyuruh untuk sejenak menghentikan aktifitasnya dan membantu kerepotan kita.

d. Selalu dikendalikan

Dalam hubungan rumah tangga, sebaiknya kita selalu memberikan kebebasan kepada pasangan selama itu tak menyimpang dari aturan agama. Jangan sampai kita terlalu menyetir ataupun mengendalikan apa-apa yang akan dilakukan oleh pasangan, sebab itu juga akan mengakibatkan stres pada pasangan.

e. Selalu Merasa Benar

Manusia tak selamanya melakukan benar, sebab manusia tempatnya lupa dan salah. Hal ini juga berlaku dalam hubungan keluarga, posisi kita sebagai suami ataupun isteri belajarlah untuk mengakui kesalahan yang kita lakukan dan segera meminta maaf pada pasangan kita. Selalu merasa benar terhadap apa yang dia lakukan dan selalu menyalahkan pasangan akan menciptakan pasangan itu merasa jemu dan stres.

f. Membuat Pasangan Tertekan

Seringkali menuntut pada pasangan suami ataupun isteri kita akan menciptakan pasangan kita mengalami tekanan yang lebih. Oleh sebab itu, terimalah semua kekurangan pasangan kita, belajarlah memahami dan mekompleksi atas kekurangan -kekurangan yang ada dalam pasangan kita agar terjalin kehidupan keluarga yang terus harmonis.

g. Berbuat kasar

Dalam hubungan suami isteri jangan sampai berbuat kasar pada pasangan sebesar apapun masalah atau konflik yang lagi dihadapi, sebab hal ini dilarang oleh agama. Selain dilarang dan dapat melukai fisik pasangan, perbuatan kasar ini juga dapat menimbulkan traumatis pada pasangan yang berakibat stres emosional.

Lihat juga : Cara Membentuk Pikiran Positif Dari Sudut Pandang Positif

4. Anak

Selain hubungan suami isteri yang kurang baik, hubungan yang kurang baik antara orang tua dan anak juga dapat menimbulkan stres. Anak memang kerapkali menjadi sumber kebahagiaan bagi orang tuanya, akan tenamun apabila lagi ada masalah yang cukup serius terjadi pada anak kita, juga menyebabkan orang tua terdapat kekhawatiran dan kecemasan yang berlebih dan memuncak pada sikap stres.

Kadang-kadang anak juga menimbulkan kesalahpahaman yang terjadi antara orang tua, apalagi bagi pasangan yang baru saja menjadi orang tua. Mereka harus beradaptasi dengan keadaan baru misalnya seorang istri yang harus lebih kerap terbangun sebab menjaga si kecil yang masih terjaga. Menjaga seharian si kecil saat suami lagi di kantor. Jika satu sama lain tak saling pengertian, hal ini juga akan memicu konflik-konflik yang terjadi akibat masalah-masalah sepele saja.

Peran menjadi orang tua kadang -kadang memang dapat menimbulkan sikap stres. Mengingat tanggung jawab orang tua yang besar terhadap anak. Padahal kadang kita harus membagi waktu dan tenaga kita dengan pekerjaan - pekerjaan yang lain. Terlalu sibuk di kantor menciptakan anak kurang terkontrol, dan tak jarang anak juga protes atas apa yang kita lakukan meskipun kita melakukannya demi anak. Belum lagi faktor-faktor yang lain yang ditimbulkan oleh kenakalan anak dan lain sebagainya.

Akan tenamun bentuk stres tersebut tak boleh diluapkan dalam bentuk emosi apalagi marah. Karena marah atau frustrasi pada anak Anda dapat menyakiti mereka baik secara fisik inginpun psikologis. Dalam keadaan apapun, kita harus dapat mengenali dan mengelola perasaan negatif sesampai kemudian kita dapat menikmati peran orang tua, dan menciptakan hubungan harmonis dan bahagia dalam keluarga.

Sebagai orang tua sebaiknya kita harus dapat membangun hubungan saling percaya, penuh kasih dan menghargai dengan anak sebab ini merupakan salah satu cara untuk menuntun mereka kepada kehidupannya kelak. Anak-anak belajar dengan mengikuti contoh yang ditetapkan oleh orang dewasa di sekitar mereka terutama orang tua mereka sendiri. Oleh sebab itu kita harus dapat memberikan mereka contoh yang baik dan mengarahkan mereka untuk menjadi orang yang mampu mengendalikan diri, mengelola perasaan negatif mereka dengan cara damai, percaya diri, menghormati orang lain, dan berperilaku dengan hati-hati dan kasih adminng.

Lihat juga : 3 Cara Blokir Konten Dewasa di YouTube Agar Terhindar dari Anak-Anak

Untuk menghadapi konflik-konflik dapat dimulai dengan terus menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, selalu meluangkan waktu untuk anak bercerita tentang aktifitas kesehariannya agar anak terus terkontrol sekaligus menghilangkan rasa kecemasan mereka atas apa yang mereka alami. Selalu memberikan contoh yang baik dengan penuh kasih adminng, jangan pernah mengeluarkan sikap emosi, marah ataupun sikap yang kurang mengenakkan hati anak, siap membagi waktu dan tenaga untuk pekerjaan dan keluarga secara seimbang.

5. Kecemasan Terhadap Masa Depan

Sebuah kecemasan kerapkali hadir dalam fikiran kita ketika kita takut akan apa yang akan terjadi di masa depan. Ketakutan merupakan salah satu kendala terbesar dalam hati dan pikiran manusia. Rasa takut yang berakar dan tak disadari akan terus mengancam dan menimbulkan kekacauan dan keraguan diri.

Ketakutan - ketakutan tersebut juga akan menciptakan kegelisahan, tanggapan adiktif, metabolisme yang lambat dan bahkan insomnia.

Gejala-gejala kecemasan ini biasa disebabkan oleh fikiran diri kita sendiri dengan berfikir buruk akan masa depan yang akan kita hadapi nanti. Seolah-olah masa depan yang akan kita hadapi merupakan masa depan yang suram dan tak terdapat harapan apa-apa. Gambaran-gambaran buruk tersebut akan akan menimbulkan ketakutan tinggi atas sesuatu yang belum kita alami dan menyebabkan stres. Gangguan kecemasan ditandai dengan rasa ragu dan kerentanan tentang kejadian di masa depan. Perhatian orang cemas difokuskan pada prospek masa depan mereka, dan ketakutan bahwa prospek masa depan akan menjadi buruk.

Lihat juga : Merasakan Kesejukan dan Kejangan khawatiran Jiwa Setelah Berwudhu

Kekayaan orang mengabaikan ketakutan yang mereka alami atau berpura-pura mereka tak terdapat rasa takut. Namun sesungguhnya, ketakutan-ketakutan tersebut dapat kita minimalisir dengan cara selalu berfikir positif, bersikap optimis dan bermimpi besar dan bisnis yang besar untuk mencapai mimpi tersebut. Selalu merasa bahagia dan bersemangat dalam menjalani hidup dan membuang jauh-jauh fikiran negative.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments