Gaji Penghasilan Ekonomi Besar Tapi Rejeki Kecil ?

March 19, 2019
Alhamdulillah... admin terinspirasi dan tercerahkan dengan sebuah video ceramah keagamaan yang admin nonton di youtube. Pada ceramah tersebut ustad menceritakan sebuah perjalanannya dengan menggunakan pesawat terbang salah satu maskapai penerbangan terkenal di Indonesia.

Ketika berada di pesawat, dia duduk bersebelahan dengan seorang bapak paruh baya. Ketika waktu makan di pesawat telah tiba saat lagi dalam perjalanan, pramugari membawakan makanan dengan sedikit menu yang lezat yang dihidangkan buat pak ustad.

Beliau mulai makan dengan perlaham sambil menikmati berkah Allah tersebut. Kemudian beliau bertanya kepada bapak di sebelahnya yang dari baru saja hanya terlihat meminum sebotol air mineral.

" Bapak ngga makan ? " tanya pak ustad

"Dilarang dokter dek, makan yang berminyak dan berlemak" jawab bapak paruh baya itu.

"Dulu waktu muda suka makan yang enak-enak namun belum mampu membeli dan sekarang sudah dapat dibeli kapan saja makanan yang ingin dimakan namun dilarang dokter sebab kesehatan admin" lanjut bapak itu menceritakan sedikit kisahnya.

Lihat juga : Tak Ada Perjuangan yang Sia-Sia Hanya Kita Saja yang Kurang Bersyukur

Ternyata bapak paruh baya itu merupakan seorang direktur pada salah satu BUMN di Indonesia. Dapat dibayangkan berapa gaji seorang direktur Badan Usaha Milik Negara, pasti ingin makan apa saja dapat dibeli sesuka hati.

Gaji Besar namun Rejeki Kecil


Saya sangat tercerahkan dan menambah pengetahuan dengan cerita di atas. Ternyata Rejeki bukan tentang seberapa besar penghasilan atau gaji kita namun seberapa nikmat kita dalam menikmati kehidupan ini atau dapat menikmati makanan yang kita beli dengan penuh kebahagiaan seperti pada cerita di atas.

Seorang yang bapak memaras di kebun dari pagi sampai kemudian siang kemudian istrinya mengantarkan makan siang dengan menu nasi putih dan telur goreng di tambah sayur. Makan yang terlihat simpel namun si bapak begitu menikmati makan siangnya dengan begitu lahap dan bahagia.

Saking bahagianya dia menyuapkan makanan kepada sang istri yang telah ikhlas memasak dan mengantar makan tersebut ke kebun. Itulah nikmat rejeki yang dan sangat besar, rejeki bagi bapak serta keluarga tersebut.

Memiliki pengasilan atau gaji yang tinggi belum tentu kita juga mendapatkan rejeki yang besar. Banyak uang namun tak dapat menikmati suatu nilai kebahagiaan yang dinginkan maka kita rendah dalam memperoleh rejeki.

Lihat juga : Tidak Sepaham Itu Biasa Tapi Hati Harus Tetap Damai

Lebih baik lagi apabila memperoleh penghasilan besar dan rejeki besar pula dengan dapat menikmati hasil gaji yang kita dapat untuk membahagiaan diri kita, keluarga kita dan orang-orang disekitar kita. Hati senang ketika ingin makan apa yang kita inginkan dapat terpenuhi. Bahagia bersama keluarga dan orang lain itulah nikmat rejeki yang sesungguhnya melalui penghasilan atau gaji kita.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments