Model Pembelajaran Discovery Learning: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan dan Langkah-Langkah

March 20, 2019
Pengertian, Kelebihan, Kekurangan, dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning -- Masih seputar pendidikan sama seperti dengan deskripsi dari blog ini. Pada hari ini kali ini admin akan menjabarkan sebuah model pembelajaran yang lain selain STAD yang tergolong kedalam model pembelajaran kooperatif. Ada kaya sekali model-model pembelajaran sampai kemudian saat ini. Salah satu yang akan kita bahas kali ini merupakan Model Pembelajaran Discovery Learning. Apa itu Model Pembelajaran Discovery Learning?

Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning  Model Pembelajaran Discovery Learning: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan dan Langkah-Langkah

Jangan terburu-buru untuk menjawab pertanyaan tersebut. Anda sebagai guru harus paham betul bagaimana karakter siswa terlebih dahulu sebelum menggunakan model pembelajaran kali ini. Oke mari langsung saja kita ulas satu demi satu. Baca juga: Model Pembelajaran Kooperatif.

Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Bruner, “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Jadi pada intinya, model pembelajaran discovery learning bukanlah guru yang harus terus-terusan menyaapabilan materi melainkan siswa sendiri yang mengatur dan mengorganisasi penyampaian materi. Model pembelajaran ini sangat mempermudah guru sekaligus meningkatkan kemampuan siswa agar berani bekerja sama dan menumbuhkan keberanian dalam menyaapabilan materi tanpa harus takut salah.

Disisi lain, Budiningsih, (2005:43) menyatakan bahwa Model Pembelajaran Discovery Learning merupakan memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi merupakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses pembelajaran Discovery. Jadi pada saat siswa sudah mulai terlibat dalam menemukan konsep dan prinsip dengan menggunakan mental dan daya berfikirnya maka proses pembelajaran discovery learning sudah mereka lalui. Sesampai kemudian, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses yang terjadi disini merupakan proses kognitif dan discovery sendiri diartikan sebagai the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind. Ini merupakan pendapat dari Sund, Robert B. dalam Malik, 2001:219).

Dalam proses pembelajaran discovery learning, siswa dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Siswa juga diharuskan memahami bahwa adanya perbedaan kemampuan antar individu. Proses pembelajaran discovery learning akan berjalan dengan sangat baik apabila didukung dengan fasilitas yang baik untuk eksplorasi. Jadi guru dan perangkat sekolah yang lain setaknya dapat menyiapkan fasilitas ini guna membantu proses pembelajaran discovery learning. Nah nantinya, lingkungan dalam model pembelajaran discovery learning ini akan disebut dengan Discovery Learning Environment dimana menjadi sebuah tempat untuk siswa-siswi bereksplorasi menemukan hal-hal atau konsep dan pemikiran yang belum mereka pahami.

Demi menunjang tercapainya model pembelajaran discovery learning maka guru harus memanipulasi materi sesuai dengan kemampuan siswa. Tujuannya merupakan menciptakan siswa kian kreatif dan inovatif dalam menyampaikan apa yang mereka pahami sesuai dengan daya perkembangan kognitif mereka masing-masing. Sesampai kemudian, materi yang akan disaapabilan tak akan timpang dengan kemampuan siswa.

Lalu, apakah hanya itu posisi seorang guru dalam mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning? Jelas tak. Guru terdapat peran penting sebagai pemimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa agar sesuai dengan tujuan tak terkecuali juga menciptakan siswa belajar aktif, kreatif dan menyenangkan. Dengan begitu, ideologi teacher oriented tak lagi mewarnai proses pembelajaran yang bapak ibu guru pegang. Ingat, pembelajaran yang berfokus pada siswa atau student oriented jauh lebih baik apabila dibandingkan guru harus menjadi pusat dalam pembelajaran. Satu catatan besar sebelum admin mengakhiri penterangan seputar konsep model pembelajaran discovery learning yakni bahan ajar tak disaapabilan dalam bentuk akhir, tenamun siswa dituntut untuk melakukan bermacam kegiatan misalnya menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan ajar serta menciptakan kesimpulan diakhir pembelajaran.

Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning

Dari hasil penelitian dan pengamatan didapatkan hasil seputar kelebihan model pembelajaran discovery learning sebagai berikut ini.
  1. Meningkatkan bermacam macam ketrampilan kognitif siswa.
  2. Meningkatkan daya ingat, pengertian dan transfer ilmu.
  3. Meningkatkan rasa senang pada siswa sebab berhasil menemukan sesuatu.
  4. Meningkatkan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan sendiri.
  5. Mengarahkan kegiatan belajar siswa yang didasari dengan motivasi dan akal yang tinggi.
  6. Meningkatkan kerja sama antar teman dan pada akhirnya siswa kian percaya diri.
  7. Proses pembelajaran berpusat pada siswa. Ingat, siswa dan guru sama-sama aktifnya dalam memberikan gagasan-gagasan.
  8. Guru dapat menjadi seorang peneliti dalam ruang diskusi ini.
  9. Guru dapat menjadi murid. Dan Murid dapat menjadi seorang guru sementara.
  10. Membantu siswa dalam menghilangkan rasa keragu-raguan dalam menyimpulkan hasil belajar.
  11. Membantu pemahaman siswa seputar konsep yang lebih baik.
  12. Mendorong siswa agar bertindak sesuai dengan inisiatif sendiri.
  13. Proses belajar semakin menarik.
  14. Meninggikan rasa apresiasi yang tinggi kepada siswa.
  15. Mengembangkan bakat dan kemampuan siswa secara individu.

Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning

Adapun kekurangan model pembelajaran discovery learning merupakan sebagai berikut ini.
  1. Menimbulkan rasa khawatir bagi siswa yang terdapat kemampuan biasa-biasa saja. Hal ini sebab siswa akan cenderung menyiapkan asumsi belajar terus menerus sebelum pelajaran dimulai. Hingga pada akhirnya tiba pada anak yang kurang pandai, mereka akan kesulitan dalam menyampaikan konsep dan pola pikir secara lisan dan tulisan serta pada akhirnya mereka akan mudah frustasi.
  2. Kurang tepat apabila dipakai dalam kelas besar sebab membutuhkan waktu yang kaya. Pasalnya menemukan sebuah pemecahan dan teori itu bukan semudah membalikkan tangan.
  3. Model pembelajaran lama yang diusung guru dan siswa terkadang ikut campur dalam model pembelajaran discovery learning.
  4. Siswa mendapat sedikit hari ini untuk menyampaikan gagasan terbaiknya sebab biasanya gagasan terbaik selalu menjadi milik guru.
  5. Banyak dari aspek konsep, emosi dan ketrampilan yang kurang mendapatkan perhatian guru dan siswa.

Langkah-Langkah Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning

Berikut merupakan langkah-langkah mengaplikasikan model discovery learning didalam kelas menurut Syah (2004:44).

Stimulasi

Siswa dihadapkan dengan sebuah masalah agar menimbulkan tanda tanya. Guru tak boleh memberikan generalisasi. Disini guru disarankan untuk mengajak siswa agar ingin mengajukan pertanyaan, membaca buku, serta lainnya sesuai dengan inisiatif sendiri dan ingin menyelidiki masalah sendiri.

Identifikasi Masalah

Tahap kedua merupakan identifikasi masalah. Siswa diajak untuk menemukan bermacam macam masalah yang berkaitan dengan materi belajar sekaya cukup. Berikutnya, siswa diminta untuk menemukan jawaban sementara atas permasalahannya. Satu saja yang diambil dari sekian kaya masalah baru saja. Jadi masalah disusun menjadi pertanyaan atau hipotesis.


Pengumpulan Data

Pada saat tahap eksplorasi siswa diminta untuk mengumpulkan bermacam macam informasi yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Sesampai kemudian pada akhirnya, siswa mengetahui hipotesisnya benar atau salah. Siswa dapat membaca bermacam macam informasi yang berkaitan dengan permasalahannya dari literature, mengamati objek, wawancara, dan melakukan uji coba sendiri.

Pengolahan Data

Semua hasil yang ditemukan pada tahap sebelumnya diolah, diklasifikasikan, dan ditabulasi sesuai dengan aturan-aturan tertentu. Dari sini, siswa diharapkan menemukan alternatif jawaban sementara dari hipotesis yang diajukan.


Pembuktian

Siswa menghubungkan temuan alternatif dengan hasil pengolahan data untuk membuktikan benar atau taknya jawaban yang mereka dapatkan. Jadi berdasarkan pada tahap pengolahan data, kemudian data ditafsirkan apakah informasi yang sudah didapatkan dapat membuktikan jawaban mereka terbukti benar.

Menarik Kesimpulan

Pada tahap akhir pembelajaran discovery learning, siswa diajak untuk menarik sebuah kesimpulan yang akan dijadikan sebagai prinsip umum. Prinsip umum ini dapat dipakai dalam hal atau masalah yang kurang lebih sama. Namun harus tetap memperhatikan hasil dari verifikasi. Ini yang disebut dengan Generalisasi. Dengan memperhatikan generalisasi dan menekankan pada pentingnya menguasai pelajaran serta prinsip-prinsip yang mendasari pengalaman seseorang, itulah yang menjadi pokok model pembelajaran ini.

Penilaian

Penilaian dapat menggunakan tes ataupun non-tes. Ranah penilaian dapat diarahkan pada kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Terlebih lagi pada sikap, proses dan hasil belajar siswa.

Demikianlah paparan seputar semua hal tentang Model Pembelajaran Discovery Learning. Semoga bermanfaat. Baca juga: Model Pembelajaran STAD.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments