Jakarta - Tujuh tahun lalu, para petinggi Huawei menggelar pertemuan diam-diam di sebuah vila di Shenzhen, China. Pertemuan yang berlangsung selama beberapa hari tersebut dipimpin pribadi oleh pendirinya, Ren Zhengfei.
Pertemuan itu sangat tertutup sampai-sampai terusan terhadap dokumen yang bersangkutan dengannya sangat dibatasi. Paling tidak, itu berlangsung hingga final tahun kemudian menurut keterangan dari sumber yang menolak disebutkan namanya.
Di vila pinggir danau itu, mereka berdiskusi terkait apa upaya yang bisa dilakukan oleh Huawei kala Android buatan Google sedang naik daun di seluruh dunia. Salah satu perhatian utama dalam pertemuan itu adalah, ketergantungan terjadap sistem operasi tersebut sanggup memunculkan risiko jatuhnya hukuman dari Amerika Serikat di masa depan.
Kemudian, kelompok yang terdiri dari bos-bos besar Huawei itu sepakat jikalau pihaknya harus membangun sistem operasi sendiri sebagai alternatif dari Android. Ya, itu ialah pertemuan yang nantinya bakal melahirkan Hongmeng, atau Oak OS secara global, sebagai sistem operasi swadaya dari perusahaan yang berkantor sentra di Shenzen ini.
Dari situ, dibuat tim khusus yang juga dipimpin oleh sejumlah direktur Huawei. Mereka pun bekerja di bawah kerahasiaan tingkat tinggi demi melahirkan sistem operasi mandiri.
Bahkan, demi mendukung proyek tersebut, terdapat zona khusus yang disediakan sebagai ruang dari tim tersebut. Ada penjaga yang mengawal pintu masuknya. Akses masuk hanya dimiliki oleh orang-orang yang tergabung di dalam tim tersebut. Ponsel pun dihentikan dibawa ke dalam dan harus ditinggal di loker.
Tak butuh waktu usang bagi proyek tersebut untuk jadi bab penting bagi perusahaan yang berdiri 1988 itu. Ia menjadi satu proyek paling krusial dari Huawei 2012 Laboratories.
Bisa dibilang, itu merupakan sentra inovasi, riset, dan pengembangan teknologi dari Huawei. Tiap tahunnya, miliaran yuan digelontorkan ke departemen itu untuk mendorong penemuan di dalam korporasi tersebut.
Kebanyakan dari hasil penelitian laboratorium itu bukan menjadi konsumsi publik. Proyek pembuatan OS sanggup berdiri diatas kaki sendiri itu juga termasuk yang dirahasiakan, hingga kesudahannya Richard Yu, CEO Consumer Business Group Huawei membocorkannya beberapa waktu lalu.
Tujuh Tahun Jaga Rahasia, Selanjutnya Apa?
Hampir satu dekade Huawei menjaga kerahasiaan proyeknya itu. Dengan diumbarnya eksistensi dari Hongmeng, bukan berarti kiprah mereka akan menajdi lebih ringan.
Walau sistem operasi itu diklaim ringan untuk dijalankan dan sanggup cepat mengikuti keadaan dengan update, ada sejumlah tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh OS itu. Salah satu yang terbesar ialah bagaimana ia bisa kompatibel dengan Android.
Kemampuan tersebut sanggup menciptakan ponsel Huawei dengan sistem operasinya sendiri sanggup mengunduh dan menjalankan aplikasi Android dengan lancar. Jika bisa mencapainya, maka para pengembang aplikasi di seluruh dunia tidak perlu repot-repot untuk membuatkan isyarat embel-embel bagi OS Huawei.
Untuk itu, sebuah sumber menyebut tim pengembang sistem operasi Huawei mempelajari Android dan iOS secara saksama. Wajar, jikalau digabungkan, dua nama itu menguasai hampir 100% pangsa pasar sistem operasi di ponsel secara global menurut laporan Gartnet tahun lalu.
Huawei pun perlu membuka buku sejarah yang mencatat kegagalan sejumlah nama-nama besar dalam membuatkan OS untuk perangkat mobile. Sebelumnya, ada Microsoft dengan Windows versi mobile dan Samsung melalui Tizen OS.
Jika Hongmeng, atau Oak OS, tak sanggup kompatibel dengan aplikasi Android, maka, bisa dibilang ini akan jadi persoalan besar bagi Huawei. Bahkan, ada sumber yang menyampaikan bahwa Huawei belum benar-benar siap meluncurkan sistem operasi sendiri di tengah-tengah hukuman dagang dari Amerika Serikat.
"Walaupun alternatif dari Android ini sudah diuji ribuan kali oleh tim seorang andal Huawei, itu belum teruji untuk lini produk bagi konsumen, yang berarti Huawei tidak mempunyai tanggal rilis secara komersial yang meyakinkan," ucapnya, sebagaimana detikINET kutip dari South China Morning Post, Selasa (11/6/2019).
Terkait dengan hal tersebut, Richard Yu sejatinya sudah mengungkapkan bahwa pihaknya akan merilis Hongmeng di China pada final tahun ini. Sedangkan versi globalnya bakal meluncur antara Kuartal I atau Kuartal II 2019.
Menarik untuk dinantikan bagaimana produsen seri P30 dan Mate 20 itu meramu OS buatannya sendiri. Terlebih, waktu terus berjalan semenjak Google memperlihatkan tenggat waktu selama 90 hari bagi Huawei untuk menyiapkan skenario terburuk: tak lagi bisa mencicipi layanan dari perusahaan besutan Larry Page dan Sergey Brin itu.
Simak Juga "Huawei yang Masih PD Meski Terancam Dijegal ARM":