Menurut Tati (1998) nugget merupakan daging yang dicincang, kemudian diberi bumbu-bumbu (bawang putih, garam, bumbu penyedap, dan merica), dicetak dalam suatu wadah dan dikukus. Selanjutnya, adonan didinginkan dan dipotong-potong atau dicetak dalam bentuk yang lebih kecil, kemudian dicelupkan dalam putih telur dan digulingkan ke dalam tepung panir sebelum digoreng. Nugget terdapat rasa yang lebih gurih daripada daging utuh. Sedangkan Menurut Tanoto (1994), nugget merupakan suatu bentuk produk daging giling yang dibumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung (batter), pelumuran tepung roti (breading), dan digoreng setengah matang kemudian dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan.
Nugget termasuk ke dalam salah satu bentuk produk masakan beku siap saji, suatu produk yang telahmengalami pemanasan hingga setengah matang kemudian dibekukan.Produkbeku siap saji ini memerlukan waktu pemanasan simpulan yang cukup singkatuntuk siap disaapabilan alasannya yakni produk tinggal dipanaskan hingga kemudian matang.Pembuatan nugget meliputi lima tahap, yaitu penggilingan yang disertai oleh pencampuran bumbu, es, materi tambahan, pencetakan, pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti, penggorengan awal (pre-frying) dan pembekuan (Aswar, 1995).
Tanoto (1994) menyatakan bahwa penggilingan daging sebaiknyadibisniskan pada suhu di bawah 15oC, yaitu dengan menambahkan es padasaat penggilingan daging. Pada dikala digiling sebaiknya dicampur dengangaram untuk mengekstrak aktomiosin sesampai kemudian akan terbentuk produk denganstabilitas emulsi yang baik. Air yang ditambahkan kedalam adonan nuggetpada waktu penggilingan daging merupakan dalam bentuk bagian es. Penambahan air ini bertujuan untuk melarutkan garam danmendistribusikannya secara merata ke seluruh bab massa daging.